Ketulusan Aiptu Nana Ngajar Ngaji Anak-anak hingga Orang Tua di Jambi

Jakarta

Ps Pamin Subbag Renmin Bidpropam Polda Jambi, Aiptu Nana Sumarna, tak hanya dikenal sebagai seorang polisi oleh masyarakat di Perumahan Vidya Indah, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi, Jambi. Dia juga dikenal sebagai seorang guru mengaji Al-Qur’an.

Aiptu Nana mengajarkan anak-anak hingga orang tua membaca Al-Qur’an. Selain itu, bacaan doa-doa juga diajarkannya kepada para muridnya. Semua dilakukannya secara gratis.

Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) Bahrul Ulum yang didirikan oleh Aiptu Nana, Selasa (27/6/2023). Pengajian dimulai pada sore hari hingga menjelang petang selepas Aiptu Nana berdinas.

Dia sendiri yang langsung mengajarkan murid-muridnya di LPQ tersebut. Anak-anak terlihat antusias belajar mengaji bersama Aiptu Nana.

Tak henti-hentinya Aiptu Nana mengajak para muridnya untuk rajin membaca Al-Qur’an. Dia juga mengajak para muridnya untuk menghafal Al-Qur’an dan doa-doa.

Aiptu Nana bercerita, mulanya dia mengambil pendidikan sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah (MI). Namun karena beberapa alasan, dia akhirnya mendaftar sebagai polisi dan diterima.

Dia juga sempat belajar pendidikan agama di beberapa pondok pesantren kawasan Jawa Barat. Hingga pada tahun 2001, dia menjadi polisi.

“Sebelum masuk polisi, saya pernah kuliah guru MI di Sumedang, pendidikan guru MI. Pernah juga pondok pesantren di daerah Sumedang, di Kuningan juga pernah tahun 1997,” ujar Aiptu Nana di kediamannya.

Setelah lulus pendidikan polisi, dia ditempatkan di Polda Jambi. Menurutnya, berbuat baik kepada sesama manusia telah menjadi prinsip hidupnya.

“Ya karena sebagaimana yang kita ketahui orang yang paling bahagia itu orang yang bermanfaat untuk orang lain. Jadi apa yang ada di diri kita sekecil apapun itu, kalau bisa orang itu ambil manfaatnya,” terangnya.

Hal itu yang membuatnya mendirikan LPQ gratis itu di rumahnya. Dia sendiri telah mendirikan LPQ itu sejak tahun 2005 lalu. Puluhan murid telah dididiknya.

“Muridnya kalau didaftar absen sampai 60, tapi kan fluktuasi. Kita tidak ada sistem formal, gratis, siapa saja yang mau sukarela, termasuk orang-orang tuanya juga,” sebutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *