Seorang narapidana (napi) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) tewas diduga dianiaya oknum petugas. Pihak keluarga korban yang keberatan pun melaporkan kejadian itu ke polisi.
Kini polisi tengah turun tangan mengusut dugaan penganiayaan terhadap napi Lapas Nunukan itu. Untuk diketahui, Samsudin merupakan napi kasus narkoba dan divonis 6 tahun 8 bulan. Saat ini Samsudin telah menjalani masa tahanan selama kurang lebih 3 tahun.
Berikut hal-hal yang diketahui sejauh ini terkait peristiwa tersebut:
1. Keluarga Lapor Polisi Dugaan Penganiayaan
Pihak keluarga dari napi lapas bernama Samsudin (36) yang merasa keberatan atas kematian korban yang diduga dianiaya oknum petugas lapas di Nunukan melapor ke polisi. Dugaan penganiayaan itu dilaporkan atas nama istri korban.
“Iya (melapor terkait dugaan penganiayaan),” kata Kanit Reskrim Polres Nunukan AKP Ali Suhadak , Minggu (25/6/2023).
“Yang lapor keluarganya tapi atas nama istrinya,” lanjutnya.
2. Korban Tewas Usai Dirawat 4 Hari di Rumah Sakit
Kepala Lapas Kelas II B Nunukan I Wayan Nurasta Wibawa menjelaskan, Samsudin meninggal setelah 4 hari perawatan di salah satu rumah sakit Nunukan pada Sabtu (24/6/2023) sekitar pukul 13.00 Wita. Awalnya, korban sempat mengeluh sakit hingga diperiksa ke klinik.
“Saat di lapas, kan WBP (warga binaan pemasyarakatan) ini mengeluh sakit. Kami periksa di klinik, dan klinik menyatakan harus dirujuk ke rumah sakit,” tutur Wayan kepada detikcom, Minggu (25/6/2023).
Dia mengatakan berdasarkan hasil diagnosa awal korban meninggal akibat mengalami gagal ginjal akut. “Sementara penyebab meninggalnya dari dokter mengatakan gagal ginjal stadium 4,” jelas Wayan.
Saat dilarikan ke rumah sakit, oleh dokter, Samsudin didiagnosa mengalami gagal ginjal stadium 4 dan harus melakukan cuci darah dan dilakukan rawat inap. Namun, Samsudin menolak untuk cuci darah karena menunggu istrinya datang dari Sulawesi.
“Setelah dirawat inap lalu dokter menyarankan untuk cuci darah, namun keluarga tidak menyetujui, menunggu istrinya datang dari Sulawesi,” tambah Wayan.
Selang beberapa hari setelah keluarga datang pada Sabtu, Samsudin pun menjalani cuci darah. Namun kondisi korban saat itu sudah kritis.