Sebagai bagian dari aksi “cuci gudang” Chelsea ada beberapa nama yang tampaknya akan dijual ke klub Inggris, berpotensi memperkuat rival langsungnya sendiri.
matthew kovacic, Kai HavertzDan Gunung Mason adalah ketiga nama yang pada pekan ini meramaikan rumor transfer. Ketiga pemain Chelsea itu terus dikaitkan dengan tiga klub di Inggris.
Kovacic kabarnya sudah amat dekat dengan Manchester City, yang disebut-sebut akan menebus gelandang 29 tahun itu di kisaran angka 30 juta paun.
Chelsea juga dikabarkan sudah setuju melepas Kai Havertz ke Arsenal. Gelandang serang 24 tahun itu, yang acapkali diplot sebagai penyerang, kabarnya dijual seharga total 65 juta paun.
Gunung Mason juga sudah dihubung-hubungkan terus dengan Manchester United. Gelandang 24 tahun itu disebut sudah mencapai kesepakatan personal, walaupun tawaran MU sebesar total 50 juta paun masih ditolak the Blues.
Strategi jualan Chelsea, yang sejak dibeli Todd Boehly sudah jor-joran belanja pemain, cukup menggelitik karena beberapa alasan.
Yang pertama adalah fakta bahwa mereka adalah Arsenal dan duo Manchester adalah rival langsung Chelsea di Inggris. The Gunners bahkan masih terhitung rival sekota.
Memang, jika menilik posisi klasemen akhir Liga Inggris musim lalu Chelsea saat ini tidak sedang berada dalam kelompok yang sama dengan tim-tim di tiga besar tersebut. Tetapi, situasi saat ini tetap memunculkan anggapan si Biru seperti melemahkan diri sendiri sekaligus memperkuat tim lawan setelah finis ke-14 di Premier League musim lalu.
Yang kedua, dari aspek usia: Kovacic masih 29 tahun, Mount dan Havertz 24 tahun. Ketiga pemain itu juga bisa diargumentasikan tidak buruk-buruk amat — mempertimbangkan tidak stabilnya Chelsea musim lalu, salah satunya karena doyan gonta-ganti manajer. Ketiganya terindikasi masih berpotensi unjuk performa lebih baik.
Sepanjang musim lalu Kai Havertz masih menjadi andalan dengan 47 penampilan di seluruh ajang. Satu hal yang membuatnya dapat sorotan negatif adalah cuma ada 9 gol yang dicetak. Tapi ada anggapan bahwa ini tak lepas dari strategi Chelsea yang kelewat membuatnya dalam tekanan sebagai pemain nomor 9.
Gunung melewati musim 2022/2023 dengan buruk, antara lain lewat torehan 3 gol dari total 35 penampilan. Tapi baru dua musim lalu ia menjadi top skor Chelsea di Premier League dengan 11 gol. Di musim 2021/2022 itu, Mount secara keseluruhan menjadi pemain tersubur ketiga Chelsea (13 gol), di bawah Kai Havertz (14 gol) dan Romelu Lukaku (15).
Sementara itu matthew kovacic masih dianggap sebagai salah satu pemain paling berpengalaman Chelsea, yang juga sudah pernah sampai ke puncak kesuksesan bersama klub London tersebut. Pemain tipikal ini acapkali tetap dianggap perlu dalam melakoni peran sebagai “penyambung” antargenerasi di skuad, sehingga dapat menularkan ilmu kesuksesan.
Menilik rekam jejak jualan Chelsea, sejatinya tindakan menjual pemain-pemain ke rival langsungnya di Inggris juga tidaklah terlalu asing alias pernah dilakukan. Tapi ada sedikit bedanya.
Penjualan di masa lalu itu beberapa kali dilakukan Chelsea ketika para pemainnya terkategori sudah “habis” atau cenderung dalam tren menurun, baik secara usia maupun performa.
“Chelsea tipikal menjual para pemain ke rival Premier League pada waktu yang tepat,” sebut FootballTransfers.comyang sempat mengulas situasi Mount dan Kovacic pada awal Juni.
Penjualan Nemanja Matic ke MU, dan David Luiz dan Jorginho to Arsenal dianggap sebagai contoh Chelsea menjual pemain di waktu yang tepat tersebut.
Cuma waktu yang bisa menjawab apakah tindakan Chelsea menjual pemain-pemainnya ke rival di Inggris ini terbukti jeli atau malah jadi bumerang yang kembali menghantui.
Satu hal yang pasti, the Blues dalam tekanan untuk segera menjual para pemain dalam skuadnya yang kelewat gemuk. Financial Fair Play (FFP) menjadi salah satu alasannya.