Tugas sangat besar dijalani tim penyelamat yang mencari keberadaan kapal selam wisata sepanjang 6,5 meter yang hilang saat menjelajahi bangkai Titanic. Tim pakar yang terlibat dalam pencarian itu menggambarkan misi sulit di lautan dalam ini bagaikan ‘seorang astronaut pergi ke luar angkasa’.
Seperti dilansir AFPRabu (21/6/2023), tim pakar dari seluruh dunia berpacu dengan waktu untuk mencari keberadaan kapal selam wisata milik OceanGate Expeditions yang membawa lima orang di dalamnya, sebelum pasokan oksigen habis — yang diperkirakan hanya tersisa untuk satu setengah hari lagi.
Namun menjelajahi area seluas 20.000 kilometer persegi di perairan Atlantik Utara hingga kedalaman lebih dari 3.200 meter tidaklah mudah.
“Di bawah sana gelap gulita. Dingin membekukan. Dasar lautan berlumpur, dan bergelombang. Anda tidak bisa melihat tangan Anda di depan wajah Anda,” ucap pakar Titanic, Tim Maltin, kepada Berita NBC Sekarangmenggambarkan situasi di lautan dalam yang menjadi zona pencarian kapal selam wisata itu.
“Ini benar-benar seperti menjadi seorang astronaut yang pergi ke luar angkasa,” cetusnya memberi perumpamaan.
Kapal selam bernama Titan itu membawa tiga penumpang yang membayar sangat mahal untuk bisa berada di dalamnya dan mengamati langsung bangkai kapal Titanic di kedalaman 3.000 meter. Ketiganya diidentifikasi sebagai miliarder Inggris Hamish Harding, taipan Pakistan Shahzada Dawood dan putranya, Suleman.
OceanGate Expeditions yang mengelola wisata menjelajahi bangkai Titanic dengan kapal selam itu membebankan biaya US$ 250.000 (Rp 3,7 miliar) per orang.
CEO OceanGate Expeditions, Stockton Rush juga berada di dalam kapal selam itu, bersama seorang operator kapal selam asal Prancis, Paul-Henri Nargeolet, yang dijuluki Mr Titanic karena sering menyelam ke lokasi itu.