Leeds United terdegradasi dari Premier League usai kalah 1-4 dari Tottenham Hotspur di pekan terakhir. Sam Allardyce untuk kedua kalinya secara beruntun gagal menyelamatkan sebuah tim dari zona merah.
Pada masanya, Big Sam yang rutin melatih klub-klub papan tengah menuju bawah pernah dikenal sebagai spesialis anti degradasi di Premier League. Rekornya tak main-main, ada enam tim yang berhasil bertahan setelah ia datang.
Bolton, Blackburn, West Ham, Sunderland, Crystal Palace, Everton
Sewaktu melatih Bolton Wanderers pada Oktober 1999 – April 2007, The Trotters tak pernah turun kasta. Mereka pernah nyaris jatuh di musim 2001-02 dan 2002-03, namun Allardyce sukses membawa mereka bertahan dengan finis di posisi 16 dan 17.
Sewaktu datang ke Blackburn Rovers pada Desember 2008 menggantikan Paul Ince, Allardyce dibebani tugas berat. Roque Santa Cruz dkk kalah 10 kali dari 17 laga perdana, dan baru mengumpulkan 13 poin serta berada di posisi 19.
Bersama Allardyce, Blackburn kemudian meraih 28 poin dari 21 laga sisa dan finis di posisi 15 musim 2008-09. Rovers terdegradasi di musim berikutnya, namun saat itu Allardyce sudah dicopot.
Allardyce kemudian melatih West Ham United pada 2011-2015. Sewaktu ia datang, The Hammers baru saja terdegradasi. Dalam waktu semusim, ia membawa mereka promosi kembali ke Premier League dan terus bertahan sampai ia cabut.
Posisi klub juga relatif aman di papan tengah. Tiga musim dilatih Allardyce di Premier League, West Ham finis ke-10 pada musim 2012-13, ke-13 pada musim 2013-14, dan ke-12 pada musim 2014-15.
Tim berikutnya yang diselamatkan Allardyce adalah Sunderland di musim 2015-16. Saat ia datang di bulan Oktober, The Black Cats ada di posisi 19 dengan baru meraih tiga poin dari delapan laga. Di akhir musim, mereka finis di posisi 17 dengan 39 poin, dua poin di atas sang rival Newcastle United.
Crystal Palace juga berhasil diselamatkan Allardyce dari jurang degradasi. Pada saat ia datang pada Desember 2016, The Eagles ada di posisi 17 dengan 15 poin dari 17 laga. Di akhir musim, mereka ada di posisi 14 dengan 41 poin.
Tuah Allardyce berakhir di Everton. Ia hadir pada November 2017. Sebulan sebelumnya, The Toffees memecat Ronald Koeman setelah berada di posisi 18 hingga pekan kesembilan.
David Unsworth yang menjadi caretaker selama sebulan sukses membawa mereka naik ke posisi 13. Allardyce kemudian memperbaiki posisi Everton dan membawa mereka finis kedelapan di musim 2017-18.
Leeds terdegradasi dari Premier League usai hanya mampu bertahan tiga musim. Foto: PA Images via Getty Images/Tim Goode – PA Images
|
West Brom lalu Leeds
Pada Desember 2020, Allardyce ditunjuk melatih West Bromwich Albion. Ia datang saat The Baggies berada di posisi 19 dengan tujuh poin dari 13 laga. Pada akhir musim, ia hanya mampu menambah 19 angka saja, membuatnya merasakan degradasi pertama kalinya.
Sejak kegagalan itu, Allardyce absen melatih, sampai ditunjuk melatih Leeds pada awal Mei lalu. Tugasnya jelas, membawa Patrick Bamford dkk lolos dari zona merah. Saat ia datang, Leeds sudah amat bobrok. Big Sam adalah pelatih keempat di musim ini.
Ia juga datang ketika Leeds ada di posisi 17 dengan 30 poin dari 34 laga. Di empat laga terakhir, lawan-lawan yang dihadapi juga sulit, seperti Manchester City, Newcastle United, West Ham, dan Tottenham Hotspur. Hasilnya bisa ditebak.
Allardyce hanya meraih satu poin dari empat laga, dan Leeds pun finis di urutan 19 dengan 31 poin. Ia meminta maaf karena gagal, namun orang-orang yang waras pun sadar bahwa kedatangannya memang sudah telat.
“Sungguh sedih melihat klub ada di posisi sekarang. Saya meminta maaf pada fans. Saya tak pernah mau menjadi sosok yang bertanggung jawab terhadap kejatuhan Leeds,” ujar Allardyce, dikutip BBC.
Sukses membawa enam tim lolos dari jurang Premier League, kini Big Sam gagal dua kali beruntun. Sudah hilangkah kesaktiannya? Bisakah ia bangkit jika kembali diberi tugas serupa?